ANTARA HARAPAN DAN REALITA
Saat ini
ketika saya menulis kalimat ini posisi saya sedang berada dalam masa yang boleh
saya katakan renjana, galau, atau gelisah (tidak dalam arti persoalan cinta),
karena ketika saya katakan sedang gelisah, galau, renjana banyak makna yang bisa kita tafsirkan karena
semuanya relatif untuk diartikan, persoalan mendasar kenapa saat ini masi mau
menuangkan apa yang saya rasakan dalam sebuah tulisan agar dapat di lihat dan
di refleksikan secara bersama-sama akan potensi kita dalam menyikapi segala
persoalan yang saat ini terjadi karena bisa menjadi doa kita bersama untuk
menyikapi masalah-masalah yang belum tuntas terjawab dalam kurun waktu yang
cukup lama, sudah di lewati beberapa dekade kehidupan tetapi persoalan ini masi
tetap muncul. Pertanyaannya apakah kita masing-masing sudah mengetahui
persoalan itu.
Ketika saya
masuk dalam ranah kehidupan berorganisasi, baik yang sifatnya kedaerahan,
sifatnya keagamaan. Kemahasiswaan, persolan yang nantinya akan di bahas dalam
tulisan ini menjadi pokok persoalan yang belum mampu di jawab oleh segenap
manusia bahkan kelompok dan kadang-kadang kita terlalu terlena dengan eforia
masa lalu mengagungkan kejadian yang masa lalu, memang kita tidak boleh melupakan
sejarah namun kadang-kadang sejarah itu sendiri bisa menjadi guru atau panduan
dalam aktifitras kita dan bisa juga menjadi boomerang dalam kehidupan kita
berkelompok yang membuat kita semakin terlarut dan bahkan akan menjadi penuntun
kearah yang salah, karena kadang kita cuman mendengar dan membayangkan sehingga
kita salah menafsirkan.
Pertanyaan
yang kadang muncul dalam benak kita atau saya karena saya tidak bisa
mengidentifikasi pikiran – pikiran masing-masing orang, ketika kita semakin
terlarut dalam pikiran bawah sadar kita yang kadang-kadang bisa jadi kita lupa
akan identitas kita sebagai makhluk Tuhan yang paling Mulia, kenapa saya
katakan Mulia karena sudah banyak teori dan temuan yang menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk hidup yang ada di dunia ini yang mempunyai keunikan
tersendiri dan juga yang mempunyai banyak kelebihan, saya tidak bisa
menjalaskan semuanya karena inilah yang menjadi tugas kita bersama untuk
mencari alasan kenapa kita di katakan makhluk hidaup yang luar biasa.
Sedikit
tidaknya kita sudah bisa masuk dalam pokok pembahasan sesuai dengan perikop di
atas, ANTARA HARAPAN dan REALITA. Maksud kenapa saya mengangkat topik ini agar
kita benar - benar tau akan harapan kita masing-masing, karena ketika di
perhadapkan dengan sebuah pilihan kadang kita lupa akan apa yang menjadi tujuan
kita, secara tegas boleh dikatan kita lupa diri dalam arti lupa akan apa yang
men`jadi tugas dan tanggung jawab kita.
Harapan
ketika di defenisikan banyak sekali pemaknaan yang bisa kita angkat baik
harapan dari diri kita sendiri, kemudian harapan keluarga kita, harapan
lingkunga kita sampai pada harapan bangsa kita, bagi kita kaum-kaum muda yang
masih berada dalam semangat idealis kita, disini saya coba mendefinisikan
secara keseluruhan yang mungkin bisa di jadikan bahan refleksi. Ketika saya berada dalam segala lingkup ini
tentunya kita di berikan pilihan mana yang akan menjadi prioritas dalam
kehidupan kita, tapi disini kita diminta untuk benar-benar bisa beranjak dari
segala kekurangan kita yang masih mengganjal dalam benak kita sehingga kita
sulit untuk beranjak, dari semua lingkup yang sudah ada diatas saya mencoba
menarik sebuah kesimpulan dari sekian banyak harapan, satu point yang bisa kita
cermati secara bersama yaitu KOMITMEN, akhir-akhir
ini ketika saya secara pribadi berada dalam berbagai aktifitas, saya banyak
melihat kekurangan yang sudah kita sepelekan yaitu komitmen, karena kadang kita
lupa untuk mengaktualisasikan komitmen kita dan kadang kita pura-pura lupa akan
hal ini, yang sebenarnya merupakan pemandu untuk menggapai semua harapan itu,
kenapa saya menyatakan bahwa ini adalah kendala, karena kebanyakan kita selaku
yang boleh saya katakan tulang punggung bagi keluarga, bangsa dllnya,
seringgakali lari dari komitmen dan sering melupakan bahkan tidak tau apa yang
menjadi komitmen kita ketika berada dalam dunia manapun dan ketika berani
menyatakan komitmen dan siap menjalani semua itu sudah pasti kita bisa menjawab
kegelisahan-kegelisahan yang sudah kita lihat baik itu dalam diri kita,
keluarga dan bangsa yang kita cintai ini, salah satu contoh ketika kita berada
dalam lingkup bangsa agar bisa menjawab harapan bangsa yang sudah lama di
perdebatkan pertanyaan mendasar kenapa masih ada pertikaian dimana-mana, kenapa
masih ada gizi buruk, kenapa masih banyak pengangguran, karena kita juga sudah
semakin terlena dengan banyaknya persoalan bahkan kita bingung menerjemahkan
mana dari sekian banyak persoalan itu yang menjadi pokok atau inti, karena kita
juga sudah masuk dalam jebakan-jebakan globalisasi yang semakin kompleks
sehingga kita lupa apa yang melatarbelakangi kemerdekaan bangsa kita ini yaitu
sikap yang kolektif dan saat ini kebanyakan kita malah mengabaikan hal ini kita
lebih mengutamakan sikap individual, bukannya tidak mengakui bahwa sikap
individual itu tidak penting tapi kita bisa memposisikan diri mana yang harus
kita hadapi dengan individu dan mana yang harus kita hadapi secara kolektif,
inilah REALITAS saat ini banyak yang
sudah melupakan hal yang mendasar yang perlu kita bangun, sudah banyak yang
tidak peduli dengan persoalan ini, itulah inti dari kenapa di awal kalimat
pembuka diatas saya menyatakan sedang galau atau renjana / gelisah karena sudah banyak saya temui di
berbagai kalangan kalau membicarakan masalah kebangsaan atau negara kita itu
dalam kalimat yang lagi trend saat ini namanya sesuatu ya, karena sudah semakin sedikit kita (baca:kaum muda) yang turut gelisah dengan persoalan bangsa saat ini.
oleh karena itu marilah kita kembalikan sikap/tindakan para pendahulu kita untuk selalu dalam persatuan/selalu kolektif.
oleh karena itu marilah kita kembalikan sikap/tindakan para pendahulu kita untuk selalu dalam persatuan/selalu kolektif.
Ini merupakan
sedikit coretan yang perlu di koreksi lagi dan akan bersambung di halaman
berikutnya..
SALAM !!!

0 Comments:
Posting Komentar