Jumat, 16 Oktober 2015

Cerita #1

Yogyakarta, agustus sampai oktober 

Ada pepatah klasik yang berbunyi “ Pengalaman Hanya Bisa Jadi Guru Yang Terbaik, Kalau Kita Mau dan Mampu Jadi Murid yang Bijaksana. “ ketika membaca dan merenungi kembali makna kata-kata dalam pepatah ini, ketika belum dirasakan dan diresapi secara benar mungkin adalah tulisan yang tersamar dan hilang begitu saja dalam benak kita, namun persoalan seseorang berbeda-beda dalam setiap kehidupannya, memang ada kalanya kita merasa hidup itu adalah sikap yang harus dijalani namun persolan terkadang datang seperti pencuri yang tidak di undang dan itulah kehidupan yang sesungguhnya ketika terlibat dalam persoalan karena tidak bisa di pungkiri bahwa kita adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan satu dengan yang lainnya.

Persoalan menjadi pengalaman dalam hidup kemudian di hubungkan dengan pepatah seperti yang diatas akan mempunyai makna yang berarti dan bahkan menjadi bahan pembelajaran dalam kehidupan kita sebagai makhluk social itulah hidup memang keras dan harus di sikapi dengan kerendahan hati dan penuh ketulusan namun sebagai manusia biasa bukan Tuhan tentunya mempunyai banyak kekurangan dan kelemahan dan bahkan kita bukan superman seperti yang kita lihat dalam dunia perfilm an bahwa selalu bisa semuanya dilakukan dalam bentuk apapun itu.

Masalah adalah pedoman bagi manusia untuk tidak mengulang kembali kesalahan yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, terkadang ketika berkalakuan baik pun ada ganjarannya ketika kita merasa apa yang suddah kita lakukan itu baik dan benar dan bisa membantu sesama umat manusia karena kita meyakini bahwa manusia tidak pernah terlepas dari masalah, mungkin bisa dijadikan bahan refleksi terkait hal ini karena sangat kontraproduktif dengan penafsiran kita pada umumnya bahwa hidup itu memang harus selalu baik namun terkadang pada titik tertentu kita pasti akan mengalami kejenuhan dimana kita sudah melakukan hal-hal yang baik bahkan menurut kita bahwa hal yang kita lakukan mencerminkan seperti yang diajarkan oleh sang pemilik kehidupan sesuai dengan iman dan kepercayaan kita selaku orang yang beriman.

Berangkat dari hal ini sebagai manusia yang tidak terlepas dari persoalan-persoalan kehidupan yang beragam, dan bisa disimpulkan bahwa kecendrungan terlibat dengan persoalan akan semakin dewasa dalam ranah pemikiran kita masing-masing tentunya sebagai manusia biasa karena sebagai manusia tentunya tidak bisa menilai corak kehidupan kita pribadi yang menilai adalah sesama kita sehingga memacu kita selalu melakukan hal yang terbaik dan bila kita renungkan dan di resapi perbuatan baik memang tidak akan kita peroleh karena sebaik apapun yang kita lakukan selalu samar-samar hasilnya karena masing-masing orang mempunyai pandangannya masing-masing terkait kehidupan seseorang dan tidak bisa kita katakana bahwa semuanya sudah paripurna.

Oleh karena itu berangkat dari itu semua tetaplah berperilaku baik bagi siapapun karena hal ini merupakan hal yang hakiki sebagai manusia karena masyarakat adalah social action dan tentunya gunakan akal dan pikiran dalam berperilaku baik sehingga kelakuan baik yang kita lakukan tidak menjadi jebakan bagi diri kita sendiri, berbuatlah baik dan benar sesuai dengan akal sebagai manusia dan sesuai norma yang diajarkan oleh iman dan kepercayaan kita masing-masing, serta jadikan semua masalah sebagai pengalaman dalam setiap kehidupan kita, dan harus selalu menjadi murid yang terbaik.