Jumat, 06 Desember 2013

HEGEMONI BUDAYA



PERAN MAHASISWA DALAM
 HEGEMONI BUDAYA DAN TUNTUTAN ZAMAN
Oleh:
Ory Heingu Deta[1]
Prolog
            Krisis identitas bangsa tidak terlepas dari berbagai peran kaum muda (siswa, mahasiswa, ) problematika bangsa sampai dengan saat ini entah itu  berkembang atau merosot tidak dapat di pungkiri bahwa peran kaum muda sangatlah berpengaruh terhadap pergolakan bangsa dari  rencana awal kemerdekaan bahkan sampai kemerdekaan terwujud begitu banyak peran yang cukup berpengaruh hingga saat ini .
Krisis identitas bangsa sebagai national state(satu bangsa) yang sangat beragam, baik dari budaya, ras , bahasa  jika tidak segera di antisipasi akan sangat berpengaruh bagi kehidupan bangsa kedepannya, sehingga peran dan fungsi sebagai mahasiswa harus mampu menjadi  garda terdepan bagi pergoalakan bangsa saat ini.  Membangun pemahaman , komitmen yang sama bagi mahasiswa sangat di butuhkan baik secara lokal, nasional  demi mencapai bangsa yang bermartabat dalam hal social, budaya, politik dan ekonomi  sehingga dapat mengglobal.
Keberadaan kaum muda  saat ini sebagai mahasiswa, pemuda sebagai pelopor bangsa tentunya  berada dalam masa-masa transisi atau menuju pada perubahan peradaban,  contoh : masa  sebelum merdeka, sampai pasca kemerdekaan sampai pada zaman reformasi dari tahun 1998-2000 berada pada pemahaman yang membingungkan dimana segala sesuatunya  cepat untuk berubah/beralih tanpa dimaknai secara menyeluruh.
HEGEMONI BUDAYA
Hegemoni secara harafiah bisa di artikan pengaruh atau dampak dari suatu bangsa yang besar terhadap bangsa sedang berkembang baik dari budaya, ekonomi dan politik. [2]Dan juga saat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang sedang berkembang berada pada posisi dimana pengaruh bangsa ADI KUASA sangat memberi dampak bagi bangsa Indonesia saat ini. Identitas bangsa Indonesia semakin terkikis bahkan bisa hilang dari pemahaman sebagai anak bangsa dan sebagai kaum muda.
Identitas kota Jogjakarta sebagai kota pelajar dan juga kota budaya bisa digunakan sebagai taming untuk melawan Hegemoni Budaya, mempertahankan kebudayaan lokal atau identitas kota jogya sebagai kota pelajar dan kota budaya.  Kota jogya bukan saja sebagai kota budaya ataupun kota pelajar, banyak organisasi-organisasi yang besar yang sampai dengan saat ini masih tetap eksis dan juga memberikan dampak bagi bangsa ini, seperti  HMI(Himpunan Mahasiswa Islam), GMKI(Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), dan masih banyak lagi organisasi-organisasi kepemudaan yang muncul dari jogya yang mempunyai pengaruh bagi bangsa indonesia.   Sebagai kota pelajar tentunya dengan banyaknya perguruan tinggi di kota jogya baik itu universitas, insititute, sekolah tinggi dan akademik yang akan menjadi contoh bagi kota-kota lain, namun dengan berbagai perkembangan zaman dengan semakin berkembangnya teknologi saat justru semakin merosotnya nilai-nilai sosial  yang menjadi dambaan bangsa kita misalnya Budaya Kolektif
( mempertahankan sikap kebersamaan)
Tingginya tingkat kebutuhan hidup menimbulkan dampak bagi cara pandang ataupun cara berinteraksi di lingkungan sekitar baik itu peran sebagai masyarakat perguruan tinggi
( mahasiswa) sebagai masyarakat , kebutuhan yang serba instan dan juga sikap hidup yang Glamour suda banyak mempengaruhi pola pikir sebagai mahasiswa atau sebagai agen perubahan bagi bangsa indonesia secara luas ataupun daerah-daerah secara khusus, kehidupan sebagai mahasiswa, pemuda Agen Intelektual di tuntut untuk bersikap kritis terhadap problematika bangsa ataupun daerah-daerah, bersikap kritis disini bisa diartikan tentang bagaimana peran dalam berproses mengikuti kuliah ,ektra kurikuler kampus baik itu kegiatan intra kampus maupun aktifitas ekstra kampus, dan lain-lainnya. tuntutan agar pola pikir selalu kritis sehingga peran dan fungsi setelah menyelesaikan perkuliahan   sudah terpola sejak berproses sebagai mahasiswa sehingga tidak gamang atau gagap dengan kondisi sosial tempat mengaktualisasikan potensi sebagai masyarakat.
Dalam lingkup kampus dengan sistem otonomi kampus saat ini di mana mahasiswa di tuntut untuk aktif dalam perkuliahan dengan berbagai cara sedikit demi sedikit akan menghilangkan daya kritis dimana keunggulan dengan sistem seperti ini lebih mengarah pada status akademis yang lebih ditingkatkan, namun yang menjadi perhatian sebagai kaum intelektual  sebagai mahasiswa yang berada diantara dua realitas yang berbeda kondisi yang terjadi di masyarakat sudah tentu kita sikapi sebagai kaum Independent
 bagaimana pengelolaan waktu yang tepat sehingga dapat seimbang kebutuhan antara kegiatan Ekstra, Intra Kampus dan juga proses perkuliahan dalam hal ini menentukan pilihan dalam menjalani segala aktifitas sehingga tidak salah dalam menjalani, adapun sikap maupun tindakan untuk menjalani berbagai aktifitas dalam dunia kemahasiswaan adalah mampu menentukan segala sesuatu dalam hal penting atau tidak penting, dari sikap seperti ini membutuhkan keseriusan sehingga dapat berjalan sebagaiman mestinya dan juga tidak semudah menerapkan dalam kehidupan nyata.
Ruang yang dibutuhkan untuk menghadapi segala dinamika dalam lingkup kegiatan sebagai mahasiswa sampai dengan saat ini belum ada yang sanggup untuk menjelaskan atau menerangkan bagaimana secara tepat agar aktifitas sebagai mahasiswa dapat diterapkan entah itu dari eks-aktifis organisasi mahasiswa ekstra dan juga eks-aktifis intra kampus yang mampu diterangkan secara komprehensif  bagaimana melawan hegemogi budaya  sehingga tidak menjadi Generasi Gegap Gempita.
Budaya ketimuran yang sering dikenal adalah sikap kolektif atau sikap sosial yang tinggi bagaimana melihat sisi-sisi kehidupan dilingkungan sekitar mengutamakan kebersamaan dibandingkan dengan sikap pribadi. Budaya sering dijadikan masalah adakalanya ketika berhadapan dengan tuntutan zaman saat dimana sikap individual menjadi target utama dalam mencapai kesuksesan tidak dapat dipungkiri bahwa itulah tuntutan dinamika kehidupan dalam era kekinian, namun tidak bisa dihilangkan akan budaya kolektif dimana sikap ini mau dijadikan peluang lagi bagi para pemegang kekuasaan ( baca koorporasi)  untuk mendapatkan simpati dari bangsa yang sedang berkembang.
Tingkat kekritisan sebagai agen perubahan(baca pemuda) dalam rangka mempertahankan budaya tentunya dibutuhkan untuk berpartisipasi dan berperan aktif mengembalikan  perilaku bagi setiap individu untuk  menjaga dan melestarikan kebudayaan para pendahulu kita tentang sikap dan juga tata cara berperilaku, melawan keegoisan individu tentang sikap yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi tanpa melihat dampaknya,  agar celah bagi para pemangku kepentingan tertutup sehingga tidak mempunyai ruang dalam hal menjalankan misi yang akan berdampak bagi keutuhan sebagai bangsa.  hal inilah yang menjadi bahan refleksi sebagai generasi yang melanjutkan tongkat kemerdekaan dalam menghadapi tuntutan zaman saat ini agar kemerdekaan yang seutuhnya bisa diraih tanpa adanya penjajahan secara terselubung.
Hal inilah yang akan menjadi titik-titik awal dalam menghadapi HEGEMONI BUDAYA, dilakukan secara sadar bukan karena paksaan atau karena berada dalam posisi menguntungkan ketika menentang hal ini, namun dijadikan sebagai kewajiban untuk menjawab kebutuhan saat ini dilihat dari segala sisi-sisi kehidupan sebagai alat untuk memperjuangkan dan mempertahan sikap khas sebagai bangsa yang dibentuk atas dasar perbedaan. Ketika bergerak secara bersama tentunya hasil yang akan diperoleh akan bermakna.





[1] Mahasiswa Teknik Informatika IST Akprind
[2] Kamus istilah Ilmiah

Rabu, 04 Desember 2013

HIDUP !!!!!



Hidup adalah Kesempatan, gunakan itu
Hidup adalah Keindahan, kagumi itu
Hiduap adalah Mimpi,wujudkan itu
Hidup adalah Tantangan, hadapi itu
Hidup adalah Kewajiban, penuhi itu
Hidup adalah Pertandingan, jalani itu
Hidup adalah Mahal, jagalah itu
Hidup adalah Kekayaan, simpan itu
Hidup adalah Kasih, nikmati itu
Hidup adalah Janji, genapi itu
Hidup adalah kesusahan, atasi itu
Hidup adalah Nyanyian, nyanyikan itu
Hidup adalah Perjuangan, terima itu
Hidup adalah Tragedi, hadapi itu
Hidup adalah Petualangan, lewati itu
Hidup adalah Keberuntungan, laksanakan itu
Hidup adalah Terlalu Berharga, jangan rusakan itu

HIDUP ADALAH HIDUP 

BERJUANGLAH